Hijriah

Langgan Feeds

Bacaan Al-Quran
























Hadith Muslim

Info Islam



BULAN Safar adalah bulan kedua mengikut perkiraan kalendar Islam yang berdasarkan tahun Qamariah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar ertinya kosong. Dinamakan Safar kerana dalam bulan ini orang-orang Arab sering meninggalkan rumah mereka menjadi kosong kerana melakukan serangan dan menuntut pembalasan ke atas musuh-musuh mereka. Antara peristiwa-peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini ialah Peperangan Al-Abwa pada tahun kedua Hijrah, Peperangan Zi-Amin, tahun ketiga Hijrah dan Peperangan Ar-Raji (Bi'ru Ma'unah) pada tahun keempat Hijrah.








Hadith Corner


BERPAKAIAN TETAPI BERTELANJANG


Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. Bersabda: “Ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakan untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (kerana pakaiannya terlalu minim, terlalu nipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang lelaki kerana bahagian auratnya terbuka), dan wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk syurga, bahkan tidak dapat mencium bau syurga. Padahal bau syurga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh.”



(HADIS RIWAYAT MUSLIM)



Topik-Topik Agama

Topik-Topik Agama

Video Kartun Islam

Video Kartun Islam

Pautan Lain

ARCHIVE

Rabu, 9 April 2008

Allah Sentiasa Menerima Do'a

Insan hendaklah bersangka baik dengan Allah. Meyakini bahawa Allah senantiasa melimpah-ruahkan rahmatNya. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan yang Dia ridhai. Apabila Allah ridha kepadanya, maka dia akan merasakan betapa Allah itu dekat dan tidak jauh darinya.

Sebenarnya, insan itulah yang selalu menjauhkan dari Allah. Apabila dia ditimpa cobaan dia bertanya di mana Allah?!!. Sikap dan akhlak insan terhadap Allah selalu menyebabkan insan hilang pedoman, merasa diri dikucilkan dan tiada tempat yang ingin mendengar rintihannya. Sedangkan tempat untuk mengadu dan merintih senantiasa terbuka di sisi Allah.

Kadangkala seseorang rela ke sana-sini memohon bantuan bagi sesuatu pekerjaan dan urusannya kepada makhluk sehingga lupa untuk memohon bantuan dan bertawakkal kepada Allah. Bersusah payah insan berjumpa orang lain demi mengadu rasa hati dan derita sehingga dia lupa untuk mengadu kepada Allah yang senantiasa mendengar rintihan hamba dengan penuh rahmat.

Ini semua karena insan merasakan Allah itu jauh darinya dan dia lupakan firman Allah dalam Surah al-Baqarah ayat 186 yang artinya:

"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (wahai Muhammmad) tentang Aku, (maka jawablah) sesungguhnya Aku ini dekat, Aku menjawab seruan orang yang berdoa kepadaKu apabila dia berdoa. Maka hendaklah dia menjawab seruanKu (menunaikan perintahKu) dan beriman kepadaKu, agar supaya mereka selalu berada di atas petunjuk”

Ya! Allah itu dekat dan amat memperhatikan segala do`a yang dipanjatkan kepadaNya. Karena itu, sangat mengherankan bila ada insan yang meninggalkan doa kepada Allah yang dekat kepadaNya lalu mendapatkan makhluk-makhluk yang tidak berdaya untuk mengadukan segala rasa hati dan dukacita. Padahal kita tahu bahwa sikap makhluk apabila terlalu banyak diminta maka bertambah rasa bosannya, sedangkan Allah, makin banyak kita mengadu dan meminta, makin bertambah pula kasih dan sayangNya.

Allah tidak jauh dari setiap hamba. Yang menjadikan Allah itu jauh dari kita ialah diri kita sendiri. Hati yang tidak merasai keberadaan dan rahmat Allah serta pemahaman yang tidak betul terhadap agama, selalu menjauhkan perasaan manusia daripada Allah.

Siapa yang hatinya bersih akan menangislah dia apabila membaca ayat di atas. Betapa Allah dengan penuh kasih sayang meminta kepada RasulNya agar memberitahu bahwa Dia sangat dekat kapada mereka serta mendengar doa dan rintihan mereka.

Kita diajar di dalam Islam agar senantiasa bergantung kepada Allah niscaya kita dapati Allah senantiasa bersama kita. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas ketika dia masih kecil yang artinya:

"Wahai anak! Sesungguhnya aku ingin mengajarmu beberapa kalimat. Jagalah Allah (jagalah perintahNya) nescaya Allah menjagamu. Jagalah Allah (jauhilah larangan-Nya) nescaya engkau dapati Dia di hadapanmu (memenuhi kebutuhanmu). Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Apabila engkau mohon pertolongan, minta tolonglah kepada Allah." (Riwayat al-Tirmizi hadith ke-2516, katanya hadith ini hasan sahih)

Apabila seseorang menjaga agamanya, memelihara tanggungjawabnya sebagaimana diperintahkan oleh Allah kepadanya, maka dia akan merasa betapa Allah bersama dengannya semua urusannya.

Firman Allah dalam Surah al-Ghafir ayat 60 yang artinya: "Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kepadaKu niscaya Aku menjawab untuk kamu"

Mungkin akan ada yang bertanya: "Allah telah memberitahu bahwa Dia pasti menerima doa sesiapa yang berdoa kepadaNya namun mengapa masih ada insan yang berdoa tetapi hasial doanya tidak dapat dilihat secara nyata?".

Para `ulama telah menjawab persoalan ini, antaranya, apa yang dijelaskan oleh al-Imam al-Qurtubi dalam al-Jami’ li Ahkam al-Quran bahwa perkataan "ajib" dan "astajib" (aku memperkenankan doa) bukanlah berarti semestinya setiap doa itu ditunaikan secara mutlak atau terperinci seperti yang dipohon. Bahkan doa seseorang mungkin dimakbulkan melalui salah satu dari tiga cara seperti yang disebutkan oleh baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadith Abi Sa`id al-Khudri di bawah yang artinya:

"Tidak seorang muslim pun yang berdoa dengan sesuatu doa yang tidak ada di dalamnya dosa atau memutuskan kekeluargaan, melainkan Allah akan beri salah satu dari tiga perkara; (1) disegerakan untuknya (dimakbulkan di dunia), ataupun (2) disimpan untuknya pada hari akhirat (diberi balasan baik pada akhirat), ataupun (3) diselamatkan dia dari keburukan yang sepertinya." [Kata al-Imam al-Syaukani dalam Tuhfah az-Zakirin: Hadith ini riwayatkan oleh al-Imam Ahmad, al-Bazzar, Abu Ya'la, kata al-Munziri: Sanadnya sahih]

Dalam hadits di atas, baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menerangkan kepada kita bahwa setiap doa yang tidak mempunyai sebab-sebab ditolak akan pasti diterima oleh Allah dengan tiga keadaan berikut:

Pertama: Dimakbulkan segara di dunia. Inilah yang biasanya menjadi harapan setiap yang berdoa. Tidak sedikit di orang yang memperoleh kurnia. Hasil kesungguhan mereka berdoa, Allah makbulkan buat mereka. Kadang-kala dengan begitu segera. Kadang-kalanya tertunda, karena hikmah yang Allah Maha Mengetahui. Tiada yang mustahil untuk Allah menerima doa seseorang sekalipun dianggap mustahil oleh manusia. Lihatlah seorang wanita dari Aljazair yang mengidap suatu penyakit yang semua dokter yang dia datangi berputus asa. Akhirnya dengan aduan dan rintihan yang sungguh-sungguh kepada Allah, dia sembuh tanpa bekas, sehingga heranlah seluruh pakar medis di negaranya. Kata wanita itu: “Saya telah mengadu kepada Dia yang tiada tempat pergi dan lari dariNya, itulah Allah!!!" Demikian kiranya doa dimakbulkan.

Kedua: Tidak dilihat kemakbulannya di dunia tetapi disimpan untuk balasan kebaikan yang besar di akhirat di atas hikmah yang hanya diketahui oleh Allah. Kalau ini berlaku hendaklah kita fahami bahwa pilihan Allah adalah terbaik untuk kita. Akhirat adalah kehidupan yang hakiki, kebaikan di sana tidak ada tukar ganti dengan dunia yang sementara. Allah tidak memakbulkan sesuatu doa secara mutlak di dunia kerana Allah Maha Mengetahui segala rahsia kehidupan alam, baik atau buruk di sebalik sesuatu perkara yang kita pohon. Akal kita kadang-kala tidak mampu menjangkau hakikat sesuatu. Umpamanya, seseorang yang memohon kepada Allah agar diberikan kemewahan yang melimpah, namun Allah tidak menunaikan hajatnya itu, lantas dia merasa diri tidak bernasib baik. Padahal Allah tidak menunaikan hajatnya itu karena kasih-sayang Allah kepadanya. Allah mengetahui orang ini sekiranya dia berada dalam kemewahan, dia akan lupa kepada Allah maka rugilah kehidupan akhiratnya nanti. Allah ingin menyelamatkannya lalu ditangguh doa tersebut untuk hari akhirat. Ini adalah contoh ringkas untuk memudahkan kefahaman pembaca. Oleh itu kepadaNya kita berserah. Bahkan apabila kita berada di alam akhirat nanti, kita akan berasa betapa beruntungnya segala doa yang tidak dimaqbulkan itu ditangguh untuk diberi ganjaran besar ketika kita dihisab di Mahsyar kelak lalu segala doa tersebut menjadi penyelamat kita dari keperihan neraka atau pengangkat derajat kita di syurga. Di sana nanti satu persatu doa yang ditangguh itu ditunaikan dengan cara yang lebih baik daripada yang disangka oleh seseorang hamba.

Ketiga: Doa diganti dengan keselamatan diri dari keburukan yang akan mengenainya. Hasilnya, betapa banyak keburukan yang insan terselamat darinya tidak dengan kehebatan atau kebijaksanaannya tetapi rahmat Allah yang barangkali datang hasil dari doa-doa kita kepada Allah.

Di samping itu semua, wajar diingatkan, perbuatan berdoa itu adalah suatu ibadah. Insan dianggap melakukan kebaktian dan ibadah ketika dia berdoa kepada tuhannya. Samada sesuatu doa dimakbul atau tidak, pahala pasti ada di sisi Allah Subhanahu wata'ala.

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang artinya: "Doa itu adalah ibadah"

[Riwayat al-Tirmizi hadith ke-3372, Abu Daud hadith ke-1479, Ibnu Majah hadith ke-3828. Kata al-Tirmizi: "Hadith ini hasan sahih". Kata al-Syeikh Nasiruddin al-Albani dalam Ahkam al-Janaiz: Hadith ini sanadnya sahih, seperti apa yang nyatakan oleh al-Hakim dan al-Zahabi]

Berdasarkan riwayat di atas kita dapat merasai betapa luasnya rahmat Allah. Bukan sahaja insan senantiasa dibuka peluang untuk meminta kepadaNya, bahkan setiap doa yang dipanjatkan dianggap sebagai ibadah, yaitu diberi balasan pahala di sisiNya. Demikian Allah Yang Maha Luas rahmatNya, bertambah banyak permohonan kita kepadaNya, bertambah pula kasihNya kepada kita.

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang artinya: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah melebihi doa" [Riwayat al-Tirmizi hadith ke-3370, Ibnu Majah 3829. Kata al-Tirmizi hadith ini `hasan gharib]

Bahkan di sana terdapat dalil-dalil yang begitu banyak yang menggambarkan begitu besarnya kelebihan berdoa. Ini karena doa adalah perlambang tunduk serta rasa hina diri dan berhajatnya insan kepada pertolongan Allah yang Maha Berkuasa. Oleh itu berdoalah kita kepadaNya dan jangan berputus asa dari rahmatNya.

0 komen:

hit traffic

RADIO IKIM.FM

| |

Pengikut

RUANG BERKATA-KATA

JOIN MY COMMUNITY

Join My Community at MyBloglog!

PENGUNJUNG SEMASA

Laman Istimewa

Ingin memuat turun file-file islamik. Dan lain-lain.. Hanya di www.pemudabistari.blogspot.com/

LAMAN PEMBELAJARAN

LAMAN PEMBELAJARAN

Money Convert

Islamic Tube