Hijriah

Langgan Feeds

Bacaan Al-Quran
























Hadith Muslim

Info Islam



BULAN Safar adalah bulan kedua mengikut perkiraan kalendar Islam yang berdasarkan tahun Qamariah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar ertinya kosong. Dinamakan Safar kerana dalam bulan ini orang-orang Arab sering meninggalkan rumah mereka menjadi kosong kerana melakukan serangan dan menuntut pembalasan ke atas musuh-musuh mereka. Antara peristiwa-peristiwa penting yang berlaku dalam sejarah Islam pada bulan ini ialah Peperangan Al-Abwa pada tahun kedua Hijrah, Peperangan Zi-Amin, tahun ketiga Hijrah dan Peperangan Ar-Raji (Bi'ru Ma'unah) pada tahun keempat Hijrah.








Hadith Corner


BERPAKAIAN TETAPI BERTELANJANG


Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. Bersabda: “Ada dua macam penduduk neraka yang keduanya belum kelihatan olehku. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakan untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (kerana pakaiannya terlalu minim, terlalu nipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang lelaki kerana bahagian auratnya terbuka), dan wanita-wanita yang mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk syurga, bahkan tidak dapat mencium bau syurga. Padahal bau syurga dapat tercium dari jarak yang sangat jauh.”



(HADIS RIWAYAT MUSLIM)



Topik-Topik Agama

Topik-Topik Agama

Video Kartun Islam

Video Kartun Islam

Pautan Lain

Rabu, 26 November 2008

Islam Kembali Datang

Amma ba’du, Ayyuhal muslimun, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. dengan menjalankan perintah-Nya dan menjahui segala larangannya.

Umat Islam didera beragam krisis dan permasalahan sepanjang masa perjalan sejarahnya. Umat Islam melewati fitnah pemurtadan di masa Abu Bakar. Serangan Tartar Mongol yang mengenaskan. Peperangan salib yang memakan banyak korban. Akan tetapi umat Islam dengan beragam permasalahan dan krisis itu, memiliki faktor-faktor kemenangan, berupa Iman yang benar, yakin dan percaya dengan pertolongan Allah, merasa mulya dan terhormat dengan agama Islam. Dengan demikian Allah akan menuliskan dan menetapkan pertolongan, kemenangan, kemulyaan, dan eksistensi pada umat ini.

Namun realitas umat Islam dewasa ini merupakan kondisi yang sangat pahit dan memprihatinkan. Karena umat Islam telah kehilangan faktor-faktor kemenangan, dikarenakan umat ini menyimpang dari aturan Tuhan semesta alam dan keluar dari garis petunjuk Penghulu para Nabi, Muhammad saw. Umat Islam telah menyimpang dan karenanya terperosok dalam jurang pemisah yang sangat menganga, antara pedoman hidup yang menerangi dan menyelamatkan, dengan realitas umat yang menyedihkan. Umat telah menyimpang dari segi aqidah, ibadah, syariat, akhlak, pemikiran, bahkan dalam segi ruhani sekalipun.

Kondisi umat yang terperosok dewasa ini terjadi sesuai dengan sunnah Robbaniyah yang tidak mungkin berubah. Dan umat ini tidak akan meraih kejayaan dan kemulyaannya kecuali sesuai dengan sunnah Robbaniyah yang juga pasti.

(إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ) [ الرعد: 11 ].

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Ar Ra’d:11

Umat Islam telah merubah dan mengganti seluruh segi kehidupannya dengan aturan lain, selain dari Allah swt dan Rasul-Nya. Kadang umat ini mengikuti blok Timur yang atheis, kadang membeo blok Barat yang kafir. Sayangnya ia menyangka sedang mengendarai bahtera keselamatan, padahal ia justeru tenggelam dalam kehancuran. Umat Islam tidak akan kembali pada kejayaan dan peradabannya kecuali jika umat ini kembali kepada orisinilitas kemulyaan dan sumber kemulyaannya, dan penopang eksistensinya, yaitu kembali pada Kitab Tuhannya dan Sunnah Nabinya.

Ayyuhal muslimun,

Umat Islam telah menyimpang, sehingga ia menjadi mangsa empuk setiap umat yang lain. Benar sabda Muhammad yang tidak pernah berucap berdasarkan nafsunya, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud dari hadits Tsauban, Rasulullah saw. berkata:

((توشك الأمم أن تتداعى عليكم كما تتداعى الأكلة إلى قصعتها)) فقال قائل: من قلة نحن يومئذ. قال: ((بل أنتم يومئذ كثير، ولكن غثاء كغثاء السيل، ولينزعن الله من صدور عدوكم المهابة منكم، وليقذفن في قلوبكم الوهن)) قيل وما الوهن يا رسول الله ؟! قال: ((حب الدنيا وكراهية الموت ))

“Umat-umat lain seakan-akan mengkerubuti kalian, sebagaimana pemakan mengkerubuti hidangan makanan” seseorang bertanya, “Apakah pada waktu itu kami berjumlah sedikit?” Rasulullah menjawab: “Tidak, Bahkan kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih di tengah lautan, Sungguh Allah telah mencabut rasa takut dari dada musuh-musuh kalian, dan sungguh diletakkan dalam hati kalian sikap wahn.” Dikatakan, “Apa wahn ya Rasulallah? Ia menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.”

Ya, demi Allah, engkau benar ya habibi, ya Rasulallah, umat ini ibarat buih. Hina padahal sebelumnya mulya. Bodoh padahal sebelumnya cerdas. Lemah padahal sebelumnya kuat. Umat Islam berada di posisi paling buncit di antara kafilah manusia lainnya. Padahal kemarin mereka masih sangat diperhitungkan. Padahal sebelumya mereka memimpin kafilah peradaban manusia dengan segala kemegahan dan kejayaannya. Belum lama umat ini menjadi mercusuar yang menerangi gelapnya kehidupan peperangan, pembunuhan dan kehancuran dunia. Namun sekarang umat tertatih-tatih jalannya, bahkan tidak tau arah langkahnya.

Padahal umat sebelumnya meskipun mereka hidup di padang sahara, mampu menerangi peradaban manusia lainnya. Inilah umat yang diabadikan dan di sanjung Allah dalam Al Qur’an:

“Kalian adalah umat terbaik yang dimunculkan di tengah-tengah manusia” Ali Imran:110

Inilah yang dibanggakan Allah sebagai umat wasathiyah:

“Demikianlah kami jadikan kalian umat pertengahan.” Al Baqarah:143

Inilah umat yang Allah perintahkan untuk menyatukan barisan dan berpegang teguh dengan ajaran Allah dalam firman-Nya:

“Dan berpegang teguhlan kalian pada tali buhul Allah dan jangan cerai-berai.” Ali Imran:103

“Janganlah kalian seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah datang kepada mereka penjelasan.” Ali Imran:105

Bagi siapa saja yang mencermati kondisi umat Islam sekarang ini pasti tidak samar lagi bahwa umat ini terperosok dan didera krisis di semua wilayah negeri Arab dan Islam.

Ayyuhal muslimun,

Meskipun kondisi umat yang demikian, dengan kuasa Allah, umat ini tidaklah mati dan tidak akan pernah mati, sebagaimana janji Muhammad saw. yang pasti benar adanya, karena akan ada putra-putra Islam di tenaha-tengah umat ini yang menjadi bukti janji Muhammad ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Mu’awiyah, bahwa Nabi bersabda:

(لا تزال طائفة من أمتي قائمة بأمر الله لا يضرهم من خذلهم أو خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم ظاهرون على الناس)

“Akan ada sekelompok dari umatku yang berdiri tegak menjalankan perintah Allah. Tidak akan memberi bahaya terhadap mereka orang yang memusuhinya atau menyalahinya, sampai Allah mendatangkan putusan-Nya, dan mereka mendapatkan kemenangan atas manusia lain.”

Saya memohon kepada Allh, agar menjadikan kita bagian dari putra-putra kelompok yang ditolong ini, yaitu kelompok yang hidup untuk agama Allah, dan mengharapkan pertolongan dari-Nya.

Islam datang… ini janji Tuhan kita, meskipun orang musyrik, munafik dan pelaku dosa tidak menyukainya…

Islam datang… ya telah datang. Saya sadar akan apa yang saya katakan, sebagaimana saya juga sadar realitas umat Islam yang pahit ini, seperti yang saya sebutkan di atas. Namun, saya yakinkan kalian semua dengan sepenuh keyakinan, bahwa Islam telah datang, karena Allah swt telah menuliskan dalam kitab-Nya yang agung:

(وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ) [ آل عمران: 139]

“Janganlah kalian merasa hina, sedih, padahal kalian adalah tinggi, jika kalian beriman.” Ali Imran:139

Dengan iman maka kalian jangan merasa hina. Dengan iman maka kalian jangan bersedih. Dengan iman kalian menjadi terhormat. Demi Allah, saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa di muka bumi ini tidak semua buruk. Di dalam keburukan ini ternyata Allah menghendaki kebaikan-kebaikan yang banyak. Sebab tidak ada krisis yang menimpa umat ini kecuali Allah menjadikannya sebab kekuatan umat Islam. Tidak ada ujian kecuali Allah menjadikan sebab pembersihan hati, sebab untuk memisahkan mana yang baik, orisinil, ikhlas dan mana yang buruk, palsu dan munafik di antara kalian. Allah swt berfirman:

(أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّـا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَـدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ) [ العنكبوت: 2 - 3]

“Janganlah manusia mengira mereka dibiarkan mengatakan kami beriman, sedangkan mereka tidak akan diuji? Sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah tahu mana orang yang benar imannya dan yang bohong.” Al Ankabut:2-3

Seorang pemimpin ulama, Imam Al ‘Izz bin Abdus Salam dalam bukunya “Dalam ujian ada tujuh belas manfaat” menyebutkan manfaat-manfaat di tengah-tengah ujian. Jangan kalian mengira dengan krisis ini Islam akan lenyap, umat Islam akan habis. Tidak, seribu kata tidak, demi Allah ayyuhal muslimun.

Sejarah telah mencatat kekejaman kaum Qaramithah yang menyerang Baitullah dan menyembelih umat Islam di sekitarnya. Abu Thahir Al Qarmithi mengejek Hajar Aswad dengan berteriak -baginya laknatullah- di tangah ka’bah: “Mana burung Ababil?! Mana batu-batu dari bara neraka?!

Lihatlah fitnah besar ini yang melanda seluruh muslim, sampai hajar aswad dicuri dari Baitullah lebih dari dua puluh tahun. Namun Allah mengembalikan Hajar Aswad itu, dan Allah mengembalikan umat Islam kepada agamanya. Dan akhirnya Islam mampu mengalahkan Qaramithah.

Lihatlah ujian lain, pasukan Tartar yang kafir melumatkan Baghdad, mereka menyembelih dan membunuh umat Islam selama empat puluh hari empat puluh malam, sehingga darah menggenangi jalan-jalan Baghdad. Namun demikian, Allah swt mengembalikan umat Islam pada agamanya. Dan Allah swt menghancurkan pasukan Tartar bahkan pasukan Salib di tangan orang-orang yang benar imannya lagi muskhlis, bukankah Allah swt berfirman:

( وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ) [ آل عمران: 139 ]

Akan tetapi kami menginginkan, wahai umat Islam, kami menghendaki realisasi dan bukti iman, maka renungkan makna ayat tadi, “Jangan kalian sedih, lantaran iman. Jangan kalian merasa hina dengan iman. Kalian menang, jika kalian beriman.” Dengan demikian, tidak boleh ditawar-tawar lagi, yaitu buktikan dan wujudkan iman yang benar, iman yang ikhlas untuk Allah Tuhan semesta alam.

Mari renungkan bersama saya, dengarkan dan hayati dengan baik-baik Firman Tuhan semesta alam:

(يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ) [ الصف: 8-9 ].

“Mereka berusaha untuk memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, dan Allah enggan kecuali justru menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak suka. Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkannya atas agama semuanya, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukai.” Al Shaff:8-9

Mari renungkan kembali firman Allah swt:

(يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلاَّ أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ) [التوبة: 32-33 ].

At Taubah:32-33

Orang-orang kafir pendosa selalu berusaha mematikan agama Allah selamanya. Selamanya juga Allah enggan, kecuali justeru menyempurnakan agamanya.

Saya yakin dengan seyakin-yakinnya, bahwa inilah pertarungan yang tidak imbang. Karena pertempuran ini antara Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Berkehendak dengan orang kafir pendosa. Sungguh ini pertempuran yang tidak imbang. Siapakah yang memiliki kekuatan yang lebih hebat?!

Dengarkan firman Allah swt:

:(إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ

كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ)[ الأنفال: 36]

“Orang-orang kafir membelanjakan harta-harta mereka untuk menghalang-halangi dari jalan Allah, maka mereka akan membelanjakan untuk itu, kemudian mereka merasa rugi kemudian mereka terkalahkan. Dan orang-orang kafir dikumpulkan di neraka jahannam.” Al Anfal:36

Dengarkan firman Allah swt. Ya mereka membelanjakan trilyunan, namun mereka merasa rugi dan akhirnya mereka kalah. Sedangakn Islam, Islam tetap tegar dan akan tetap kuat. Di mana pasukan Qaramithah? Di mana pasukan Tartar? Di mana pasukan Salib? Di mana para kafir pendosa? Bahkan di mana Fir’aun dan Haman? Di mana Ash Habul Ukhdud? Kemana setiap orang yang memerangi Islam, kemana? Mereka semua binasa dan Islam tetap ada. Islam akan tetap langgeng dengan janji Ar Rahman, Allah swt berfirman:

( إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ) [ الأنفال: 36 ]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, Kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” Al Anfal:36

Seandainya orang-orang kafir mendengar Islam dan mengenal gambaran sebenarnya ini, pasti mereka akan lari mendekat pada Islam. Karena mereka sekarang ini hidup dalam kondisi kegoncangan hebat. Siapa yang berkunjung ke negara-negara Timur atau Barat, maka ia akan menjumpai sejumlah besar pasien dokter kejiwaan. Mereka memenuhi fisik mereka dengan semua yang menyenangkan, padahal ruh yang berada di sanubari badan mereka membrontak dan menjerit mencari obat dan nutrisinya. Mereka tidak tahu obat dan penawarnya kecuali Allah swt. Allah swt berfirman:

( وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً)[ الإسراء: 85 ].

“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh? Katakanlah, “Ruh itu urusanku. Dan kalian tidaklah diberi ilmu melainkan hanya sedikit.” Al Isra’:85

Sungguh, ditengah kegelapan umat Islam ini saya melihat keajaiban - keajaiban. Saya melihat potensi kebaikan yang banyak di tengah-tengah umat. Ini adalah bab firman Allah swt:

(وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ) [ آل عمران: 139 ].

“Jangan kalian bersedih…”

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Hudzaifah bin Al Yaman, hadits shahih, bahwa Nabi bersabda:

(تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، فتكون فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكاً عاضاً، فتكون فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها ثم تكون ملكاً جبرياً فتكون فيكم ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة )

“Zaman kenabian di kalangan kalian sesuai yang dikehendaki Allah bersama kalian, kemudian Allah akan mengangkatnya jika Ia menghendaki untuk menggantinya. Kemudian zaman berikutnya adalah zaman khalifah yang berpedoman pada ketentuan Nabi, masa itu akan bersama kalian sesuai yang dikehendaki Allah, kemudian Allah menggantinya jika ia berniat menggantinya. Kemudian zaman berikutnya adalah zaman rasa-raja yang menggigit, raja muslim tapi bermaksiat, zaman ini berjalan, sampai Allah menggantinya. Dan berikutnya zaman penguasa diktator, sampai Allah berkehendak menggantinya. Kemudian zaman berikutnya adalah zaman khilafah atas aturan Nabi.”

Kita memohon kepada Allah agar kita ini hidup pada zaman khilafah atas dasar kenabian yang dijanjikan, kalau tidak kita, semoga anak dan cucu kita bagian dari janji Muhammad saw. ini.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan imam Muslim dari Tsauban, Rasulullah saw bersabda:

((أن الله تعالى زوى لي الأرض فرأيت مشارقها ومغاربها، وإن ملك أمتي سيبلغ ما زوى لي منها …..

“Sesungguhnya Allah membuka rahasia bumi, saya melihat ujung timur bumi dan ujung barat bumi. Dan kekuasaan umatku akan sampai pada yang diperlihatkan padaku itu…”

Wahai umat tauhid,

Kenapa masih ada keraguan? Kanapa masih ada putus asa? Sungguh putus asa hanya menjadikan semangat menjadi loyo, dan putus asa hanya menambah berat beban hidup.

Lihatlah Muhammad saw. di saat krisis mengepung, ia diusir, para sahabatnya meninggalkan tempat kelahirannya. Namun Muhammad saw. masih memberi kabar gembira kepada Khabab bin Al Arts:

(والله لَيُتِمَّنَّ هذا الأمر حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت لا يخاف إلا الله والذئب على غنمه )

“Demi Allah, Sungguh urusan agama ini akan disempurnakan dan dimenangkan,

sehingga seorang pengendara berjalan antara Shan’a dan Hadramaut, tidak takut kecuali hanya pada Allah, dan srigala atas dombanya.”

Bukankah Allah swt berfirman:

(وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ)[ آل عمران: 139 ].

“Jangan merasa hinda dan bersedih…”

Wahai ahli tauhid,

Sadarlah sesadar-sadarnya, bahwa setiap cobaan menambah Islam ketegaran dan kekuatan, dan menambah umat Islam semakin kuat. Akan keluar dari barisan orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang di hatinya ada sifat nifaq. Inilah proses alamiyah cara Allah swt menyeleksi hamba-hamba-Nya.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shuhaib, Raslullah saw bersabda:

(عجباً لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك إلا للمؤمن، إن إصابته سَّراء شكر، فكان خيراً له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيراً له

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya, yang demikian tidak terdapat kecuali pada diri seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebaikan ia bersyukur, dan syukurnya itu baik baginya. Jika ia sedang mendapatkan cobaan, ia bersabar, dan sabarnya itu baik baginya.”

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim, di sahihkan oleh Imam Al Albani, bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

(ليبلغن هذا الأمر ما بلغ الليل والنهار ولا يترُكُ الله بيت مَدَرٍ ولا وَبَرٍ إلا أدخله الله هذا الدين، بعزٍ عزيز أو بذل ذليل، عزاً يعز الله به الإسلام، وذلاً يذل الله به الكفر )

“Sungguh urusan agama ini akan sampai melampaui siang dan malam, dan Allah tidak melewatkan sebuah rumah di pelosok-pelosok, kecuali Allah memasukkan agama ini, dengan kemulyaan orang yang kuat dan dengan kehinaan orang yang hina. Mulya karena Allah memulyakan dengan agama Islam, dan hina yang Allah hinakan karena kekafiran.”

Menarik untuk disampaikan di sini ungkapan seorang pemikir :

“Peradaban berputar laksana bumi berputar, jika peradaban tenggelam di sini, maka peradaban pengganti akan muncul di sana. Dan peradaban hampir merekah dengan sabaik-baik bentuk. Itulah peradaban Islam, peradaban yang dirinya sendiri mempunyai potensi kekuatan paling kuat. Potensi ruhani suci yang mendunia.”

Ayyuhal muwahhidun,

Demi Allah, demi Allah, umat ini tinggal melangkah dan menapaki derajat agama ini, dan agar umat ini mengetahui kadar kenikmatan ini, nikmat yang dihadirkan buat kita oleh Tuhan semesta alam.

Telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa apa yang terjadi pada umat ini adalah sesuai dengan sunnah Rabbaniyyah, tidak akan berubah dan berganti. Dan umat ini tidak akan kembali mulya dan jaya kecuali sesuai dengan sunnah ini. Jika demikian, tidak ada cara lain lagi agar Allah swt menolong umat ini dari krisis, hina, menyia-nyiakan agamanya kecuali dengan iman yang benar, kembali pada Islam yang sebenarnya. Bahkan hendaknya umat ini menolong agama Allah, agar Allah swt memenangkan mereka.

Bukankah Allah berfirman:

( وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ) [ الحج: 40 ]

“Dan sungguh Allah menolong orang yang menolong-Nya. Dan sungguh Allah maha Perkasa lagi Maha Tinggi.” AL Hajj:40

Bukankah Allah berfirman:

(إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأَشْهَادُ) [ غافر: 51 ].

“Sungguh Kami akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman di kehidupan ini dan pada hari persaksian kelak.” Ghafir:51

Bukankah Allah swt berfirman:

(وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ) [الروم: 47]

“Dan menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang beriman.” Ar Rum:48

Bukankah Allah berfirman:

(وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَ يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ) [ النور: 55 ].

“Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang beramal shaleh, pasti Allah akan menjadikan mereka khalifah di muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka memperoleh khilafah, dan Allah akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang diridhai, dan Allah akan menggantikan ketakutan sebelumnya menjadi rasa aman. Mereka menyembah-Ku, tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang kafir setelah itu, sungguh mereka adalah orang-orang fasik.” An Nur:55

Dalam peringatan Kebangkitan Nasional (20 Mei) yang lalu, ada sebagian putra-putra Indonesia, anak-anak bangsa besar ini yang mencanangkan Indonesia Emas Tahun 2015, atau 2020, atau 2025, ya… itu semua bukanlah mimpi kosong, bukan cita tanpa realita… Itulah wujud optimisme hidup seorang muslim. Optimisme yang dilandasi iman yang benar, percaya pada pertolongan Allah, sekaligus bangga menunjukkan identitas ke-Islaman. Islam yang yang damai, sejuk, menebar cinta dan kasih sayang, wasathiyah dan rahmatan lil ‘alamin.

Aqulu qauli hadza, wa astaghfirullahal Adzim li wa lakum walisairil muslimin wal muslimat, Fas taghfiruh innahu huwal Ghafurur Rahim.

Baca lagi..

Rabu, 5 November 2008

Hikmah: Salat Berjamaah Republika

Hikmah: Salat Berjamaah Republika

www.weluvislam.com

by: Naim Syukri

Abu Mas'ud r.a., sahabat Nabi saw, menyampaikan sebuah kisah. Suatu ketika, saat hendak shalat berjamaah, Nabi menyentuh setiap bahu kami sambil bersabda: "Luruskan shafmu, jangan bengkok-bengkok. Shaf yang bengkok akan menyebabkan hatimu terpecah-belah." (HR Muslim).

Hadis tersebut mengandung makna yang sangat patut kita renungkan. Ternyata ada hubungan yang erat antara keadaan shaf umat Islam ketika salat berjamaah dengan keadaan hati mereka. Padahal, hati itulah yang menentukan rasa persaudaraan, persatuan, dan kesatuan umat. Bahkan Alquran menyatakan bila hati bercerai-berai, kendatipun di luar tampak ada persatuan, itu hanya persatuan semu. "Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka bercerai-berai," firman Allah swt dalam surat Al-Hasyr: 14. Tapi, di antara sekian banyak pembicaraan mengenai persatuan umat Islam dewasa ini, hampir-hampir tidak pernah kita temukan ulasan atau analisis yang menghubungkannya dengan shaf salat.

Padahal, jika ketidaksempurnaan shaf shalat saja bisa mengakibatkan hati umat Islam terpecah-belah, tentu akan lebih besar lagi pengaruhnya jika salat jamaah itu sendiri memang tidak ditegakkan oleh umat Islam. Dari sejarah Nabi kita tahu bahwa sejak salat wajib lima waktu diperintahkan Allah, beliau selalu mengerjakannya secara berjamaah.

Bahkan dalam keadaan genting sekalipun, misalnya perang, saalat jamaah tetap ditegakkan. Untuk itu, beliau telah mengajarkan tata-caranya. Salat jamaah juga tetap dipelihara oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Bagaimana keadaan umat Islam kini, khususnya kita, umat Islam di Indonesia yang jumlahnya terbesar dibandingkan negara lain? Jawaban pertanyaan tersebut dapat kita lihat di masjid-masjid setiap waktu salat.

Masjid hanya penuh dengan jamaah ketika salat Jumat, salat tarwih, dan salat Ied. Saat salat lima waktu, masjid yang biasanya penuh hanya terisi dua tiga shaf. Terutama saat salat subuh. Mungkin ada yang berkata, salat sendirian juga sah. Perbedaan antara salat jamaah dan salat sendirian hanya pada pahala. Memang itu benar menurut fiqih.

Tapi, salat tidak hanya urusan fiqih belaka. Buktinya, Nabi sendiri menghubungkan shaf dengan masalah sosial kemasyarakatan. Alhasil, ketika kita sering prihatin karena mudah dipecah-belah dan diadu domba, salah-satu sumbernya memang mungkin kita sendiri, di masjid. Tepatnya ketika kita tak lagi menegakkan salat jamaah, seperti dicontohkan Nabi.

Tapi, untuk itu kita masih merasa punya dalih. Tuntutan jam kerja era modern membuat kita harus sibuk. Jawaban untuk dalih ini adalah sebuah pertanyaan: Adakah yang melebihi kesibukan dan kegentingan perang? Padahal, pada saat seperti itu, Nabi tetap salat jamaah?

Sumber :Oleh Fuad Rumi

Petikan asal daripada: Klik Sini

Baca lagi..
hit traffic

RADIO IKIM.FM

| |

Pengikut

RUANG BERKATA-KATA

JOIN MY COMMUNITY

Join My Community at MyBloglog!

PENGUNJUNG SEMASA

Laman Istimewa

Ingin memuat turun file-file islamik. Dan lain-lain.. Hanya di www.pemudabistari.blogspot.com/

LAMAN PEMBELAJARAN

LAMAN PEMBELAJARAN

Money Convert

Islamic Tube